Dua postingan sebelumnya terkait dengan Badan Amil Zakat Jawa Barat (BAZ Jabar) mendapat tanggapan. Tanggapan tersebut berupa informasi yang meralat sekaligus menambah. Pertama, berkaitan dengan Menyoal Ke(tidakpedulian) BAZ Jabar ada beberapa catatan yang menjadi ralat sekaligus tambahan informasi, yakni:
1. BAZ Jabar sebenarnya telah menyalurkan bantuan untuk korban gempa di wilayah Jawa Barat. Bantuan tersebut berupa 450 dus mie instant. Bantuan tersebut didistribusikan ke 3 daerah, yakni: kecamatan Pengalengan dan Arjasari(Bandung), serta kabupaten Garut.
2. Penyaluran tersebut dilakukan melalui organisasi PWNU Jawa Barat yang disalurkan kepada koordinator di masing-masing wilayah, yaitu: Hj. Enung Dururiah (pimpinan pontren Daarul Falah, MWC NU Pengalengan), Drs. H. Moch Ilyas (Ketua LKKNU, Arjasari) dan KH. EZ. Muttaqien (pimpinan pontren an-Nur Garut, Katib Syuriah PCNU Garut).
3. Dana bantuan tersebut bukan berasal dari BAZ Jabar tetapi dana yang berasal dari BAZ Kota Bogor yang dititipkan melalui BAZ Jabar senilai Rp 15 juta. Penyaluran dana tersebut dilakukan sebelum musim haji tahun 2009 lalu, karena itu bukan berasal dari pungutan infak calon jamaah haji tahun 2009 di embarkasi Bekasi, yang konon diperuntukkan untuk membantu korban bencana sebagaimana diamanahkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada BAZ Jabar.
4. Jumlah dana yang dipungut dari jamaah haji bukanlah sebesar Rp 700-an juta, tetapi berdasarkan spanduk yang dipajang Kanwil Depag Jabar saat penerimaan kepulangan jemaah haji di embarkasi Bekasi adalah sebagai berikut: Rp 580-an juta, 1900-an Real Saudi, 200-an dollar US dan 2000 won.
Sedangkan ralat dan tambahan terkait dengan postingan "BAZ Jabar yang mengenaskan" adalah sebagai berikut:
1. Dana yang diterima tahun 2009 dari APBD bukan sebesar Rp 100-an juta, tetapi Rp 250 juta. Dana tersebut diterima BAZ Jabar sekitar bulan September-Oktober 2009 dengan jumlah yang telah dipotong 10% sebagai "biaya administrasi" di Pemprov Jabar. (Tidak dijelaskan apa yang dimaksud "biaya administrasi" tersebut).
2. Kondisi mengenaskan BAZ Jabar tidak hanya berkaitan dengan pembayaran rutin operasional kantor seperti listrik dan telpon, tetapi juga dengan ke"rumahtanggaan" kantor lainnya, seperti air minum, kopi, teh, gula serta perlengkapan kebersihan kantor. Dan saat ini, koneksi internet di BAZ Jabar pun telah diputus.
Demikianlah informasi tambahan yang kami terima sekaligus meralat dan menambahkan atas postingan sebelumnya. Atas informasi tersebut kami ucapkan jazakumullah khairan. Dan diantara informasi mengenaskan tentang BAZ Jabar, terselip pula informasi "menggembirakan", yakni tidak lama seusai pungutan jamaah haji di embarkasi Bekasi, BAZ Jabar melakukan pembelian mobil dinas untuk ketuanya serta sejumlah laptop bagi para pengurusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar