Seorang ibu muda sambil menggendong anaknya, keluar dari kantor Badan Amil Zakat Jawa Barat (BAZ Jabar) di kawasan Tubagus Ismail, Dago. Kebingungan nampak dari wajahnya. Betapa tidak, bantuan dari BAZ Jabar yang telah dijanjikan, ternyata dihapus tanpa penjelasan. Jumlahnya memang tidaklah seberapa, hanya Rp 100 ribu. Namun, bagi Tini Masriah, uang itu sangat membantu dalam upayanya mengobati sang anak, Salsabila.
Salsabila, gadis cilik berusia 5 tahun, terserang penyakit meningitis. Gadis seusia itu telah harus dioperasi bagian kepalanya (otaknya) dan memerlukan perawatan berkala. Selama itu, tutur ibu Tini, ada seorang donatur yang menanggung sepenuhnya biaya pengobatan anaknya. Namun, karena sang donatur mengalami suatu musibah, ia tidak bisa lagi sepenuhnya membayar biaya pengobatan Salsabila. Karena itulah, jauh sebelum Ramadhan 1430 (2009) lalu, ia mengajukan permohonan bantuan ke BAZ Jabar.
Sekitar penghujung tahun 2009 lalu, BAZ Jabar menyetujui untuk membantu Salsabila, senilai Rp 1 juta. Bantuan tersebut adalah untuk transportasi Salsabila ke rumah sakit Borromeus di Dago dari rumahnya di Sukajadi. Besarnya biaya transportasi ini, disebabkan Salsabila tidak mampu lagi berdiri apalagi berjalan sendiri, ia hanya bisa dipangku dan tergolek di tempat tidur. Bantuan inipun, diberikan secara bertahap, Rp 100 ribu setiap bulannya.
Hingga bulan Februari 2010, bantuan BAZ Jabar diterima oleh ibu Tini untuk digunakan membayar ongkos berobat anaknya. Hingga kemudian, tadi pagi saat ia bermaksud mengambil bantuan, staf BAZ Jabar memberitahu bahwa bantuan tersebut dihentikan. Alasan penghentian bantuan tersebut tidak dijelaskan. Nampaknya staf BAZ Jabar sendiri tidak tahu dan nampak kebingungan untuk menjelaskannya. Ibu Tini sendiri pasrah menerimanya. Siang itu, ditengah terik matahari, sambil menggendong anaknya ia pergi meninggalkan kantor BAZ Jabar. Dengan membawa kebingungan mencari biaya tambahan untuk pengobatan anaknya.
Bantuan senilai Rp 100 ribu setiap bulan untuk pengobatan seorang gadis cilik dari keluarga miskin dihentikan oleh BAZ Jabar, pada saat bersamaan lembaga ini “menghamburkan” ratusan juta rupiah untuk fasilitas segelintir pengurusnya. Sungguh ironis…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar