Senin, 05 April 2010

Zakat Penjernih Jiwa dan Pembersih Harta (6)

Anjuran Menginfakkan Harta

Wahai saudaraku yang beriman, ketahuilah bahwa dunia yang kita miliki tidak akan bisa dinikmati semuanya. Perut manusia terbatas isinya meskipun beras yang kita dapatkan banyak. Badan kita cukup membutuhkan lahan 2 x 1 meter walaupun rumah yang kita miliki luas dan banyak.

Manusia memiliki sifat tidak pernah puas dengan apa yang telah dimilikinya. Kebutuhan manusia akan urusan dunianya sangatlah sedikit.

Rasulullah SAW bersabda: “Anak Adam berkata: “Ini hartaku, ini hartaku”. Padahal tidaklah anak Adam memiliki harta melainkan makanan yang telah kamu makan, pakaian yang kamu pakai yang telah usang, dan harta yang kamu shadaqahkan telah lewat”. (HR Muslim 8/211)

Oleh karena kebutuhan manusia yang hanya sedikit, maka Allah SWT menyuruh kita agar menginfakkannya.

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman (dalam hadits qudsi): “Hai anak Adam, infakkanlah (hartamu) niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu”. (HR Muslim 3/77)

Rasulullah SAW pun berpesan kepada ummatnya: “Wahai anak Adam, sungguh bila kamu infakkan sisa hartamu dari kebutuhanmu itu lebih baik bagimu dan bila kamu simpan itu lebih jelek bagimu”. (HR Muslim 3/94)

Oleh karena itu Rasulullah SAW tidak menyenangi bila memiliki harta banyak lalu disimpannya bertahun-tahun lamanya.

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan membuat aku senang jika aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud, bahkan ditambah lagi (gunung) kedua dan ketiga, kecuali satu dinar milikku yang aku sisakan untuk membayar utang tanggunganku”. (HR Muslim 6/281)

Subhanallah! Rasulullah SAW pemimpin ummat yang jujur, berwibawa, begitu mulia akhlaknya dan menjadi sebab baiknya manusia. Beliau hidup penuh kesederhanaan, mendahulukan kepentingan ummatnya untuk mendapatkan pahala di akhiratnya.

Dari Abu Hurairah ra berkata, “Seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi SAW menjawab, “Kamu bershadaqah sedangkan kamu sehat dan masih sangat berhasrat pada harta dan saat kamu takut melarat serta mengharap menjadi kaya. Jangan menunda shadaqah sehingga ruhmu di tenggorakan kamu baru berkata shadaqah untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian”. (HR al-Bukhari 5/738)

Barangsiapa diberi Allah SWT harta dan tidak menunaikan zakatnya, kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu ditengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka simpananmu”. Kemudian Nabi SAW membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dkutip dari: Zakat Penjernih Jiwa Pembersih Harta, ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Majalah al-Furqon edisi khusus 1430/2009 hal 11– 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar