“Alhamdulillah, ya Allah, akhirnya pertolongan-Mu datang juga,” seru Ny Marlaeni (42) sambil menangis haru tatkala menerima bantuan dari Ustadz Muzayyin Abdul Wahab dari Dewan Da’wah, Ahad (10/1) lalu.
Ny Marlaeni, salah satu penjahit di Pasar Pauh Kambar, Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat, yang tergabung dalam Koperasi Wanita Saiyo Sakato. Bersama puluhan sesama penjahit, ia turut mencicipi musibah gempa bumi yang melanda Sumatera Barat tahun lalu. Rumah beserta alat produksinya hancur tak terpakai lagi.
Alhamdulillah, Dewan Da’wah melalui LAZIS Dewan Da’wah sebagai ujung tombak fundraising-nya, berhasil menggalang donatur dalam dan luar negeri untuk menghidupkan kembali usaha Koperasi Wanita Saiyo Sakato. Diantaranya dari Baituz Zakat, Kuwait.
Paket bantuan pertama yang diserahkan berupa seperangkat peralatan mesin jahit dan gulungan kain sebagai modal kerja.
Ustadz Muzayyin tak kalah haru saat menyerahkan bantuan tersebut, yang merupakan jawaban atas kesabaran para janda korban gempa. Dia bayangkan, bagaimana mereka mempertahankan aqidah di tengah kehidupan darurat, sementara tawaran dunia untuk menukar keyakinan berlangsung sangat dahsyat. Jika saja mereka bersedia murtad, maka jangankan mesin jahit, rumah pun niscaya bakal didapatkan.
Tapi, Ny Marlaeni bergeming. ‘’Innalillahi wa inna ilahi raajiun. Rumah kami boleh hancur, tetapi harga diri tetap kami jaga,” katanya menegaskan. ‘’Inilah jawaban atas do’a kami. Dengan mesin jahit ini kami dapat menghidupi keluarga,’’ sambungnya, sambil terus meneteskan airmata bahagia.
Insya Allah, kebahagiaan Ny Marlaeni dan kawan-kawan, menjadi do’a bagi keberkahan rejeki para donatur LAZIS Dewan Da’wah. Tapi, tugas belum selesai. ‘’Untuk meningkatkan kapasitas produksi telekung Pasar Pauh Kambar, maka kita juga harus membantu memperluas pasarnya,’’ kata Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah, Ade Salamun.
Ade optimis, telekung Pasar Pauh berpotensi untuk digenjot go international. Ia menuturkan, telekung tradisional produksi kaum perempuan Pasar Pauh Kambar telah menjadi “primadona” di Bukittinggi. ‘’Bahkan secara ritel juga merambah pasar di negeri jiran Malaysia,’’ katanya.
Namun, usaha ini belakangan lesu lantaran rusaknya alat produksi. Sementara, pasar dibanjiri mukena ‘’instan’’ dari luar daerah. “sudah ada tiga kontainer mukena dari Jawa yang masuk ke pasar Bukittinggi,” ungkap Hj Syofinar, Pembina Koperasi Wanita Saiyo Sakato.
“Tenang Bu Hajjah, kalau sudah rejeki mau kemana,’’ hibur Ade Salamun. Ia buka kartu, “Kami telah memikirkan untuk membantu akses pasar baru. Misalnya jamaah haji dan umroh Dewan Da’wah, yang merupakan pasar potensial bagi produk semacam mukena.”
Rencana LAZIS Dewan Da’wah, didukung sepenuhnya oleh LSM Malaysian Relief Agency (MRA) pimpinan Dato’ Razak bin Haji Kechik. ‘’ MRA akan berusaha memasukkan produk mukena Pasar Pauh Kambar ini ke Malaysia. Kami akan pasarkan secara retail ke masjid-masjid maupun toko-toko busana muslimah di Malaysia,’’ ucap Dato’ Razak bin Haji Kechik usai menyimak presentasi Ade Salamun tentang prospek telekung Pasar Pauh. (abu hanna)
catatan redaksi: tulisan ini hasil kerjasama antara cyber sabili dengan LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia dalam program dakwah pedalaman. Pembaca yang ingin berpartisipasi bisa menyalurkan bantuan ke Bank Syariah Mandiri No. Rek. 009.006.1924 a/n Lazis Dewan Da'wah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar